KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini.
Hanya dengan seijin-NYA juga makalah
ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam kemuliaan
kami haturkan kepada junjungan dan panutan kami Rosulullah SAW,
keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Amin,.
Saya
menyadari bahwa terselesaikannya makalah
ini adalah atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
sehingga tiada berlebihan kiranya apabila dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu saya demi terselesaikannya makalah ini. Semoga Allah
membalas segala amal kebaikan semua pihak yang telah bekerjasama dalam menyusun
makalah ini.
Saya menyadari
dengan segala keterbatasan sebagai insan biasa, makalah ini
jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran membangun sangat diharapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Penyusun
DAFTAR
ISI
|
Halaman Judul
................................................................................................x
|
|
||
|
Kata Pengantar
...............................................................................................xi
|
|
||
|
Daftar Isi
.......................................................................................................xii
|
|
||
|
BAB I
|
:
|
PENDAHULUAN
|
|
|
|
|
1.1
Latar Belakang
Masalah ………………........………......………1
|
|
|
|
|
1.2
Batasan Masalah………………………............……….......…...2
|
|
|
|
|
1.3
Rumusan Masalah……...………………….........………............2
|
|
|
|
|
1.4
Tujuan Masalah …………………………………................….2
|
|
|
BAB II
|
:
|
PEMBAHASAN…………………………………..............................3
|
|
|
BAB III
|
:
|
PENUTUP
|
|
|
|
|
5.1
Kesimpulan
...........................................................................8
5.2
Saran
....................................................................................8
|
|
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................9
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Masa
pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang
dimulai umur 8 – 14 tahun. Awal pubertas
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan
kebudayaan. Secara klinis mulai tumbuh
ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul
jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita
mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara dan
tumbuh jakun. Sebagian besar
remaja umur
kawin pertama dalam usia belia (<19 tahun).
Pada
masa puber (13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka
mencari jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki
rasa ingin tahu yang begitu besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang
besar, semakin dilarang, semakin penasaran dan akhirnya mereka berani untuk
mengambil resiko tanpa pertimbangan terlebih dahulu.
Seks
bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap
kesehatan reproduksi. Mereka tidak
memikirkan akibat dari perbuatan yang
tidak mempunyai status.
Oleh
karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh
yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja
harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Salah
satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja dalam
urusan seks adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti
Indonesia. Banyaknya media remaja yang getol
menyajikan budaya Barat semakin mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh
(permissif ) alias bebas berbuat selama tidak mengganggu orang lain. Termasuk
dalam urusan seks. Karena di beberapa negara Barat, perilaku seks bebas remaja
memang tinggi sekali.
B. Batasan
Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang ada pada kalangan remaja dan mahasiswa diperlukan suatu batasan masalah untuk dapat memberikan gambaran yang terarah, terperinci dan
tidak menyimpang dari apa yang telah diuraikan dalam perumusan masalah, serta
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik.
C. Rumusan
Masalah
Perumusan masalah yang diambil dalam Seks Bebas Di
Kalangan Remaja dan Mahasiswa :
1.
Apakah faktor – faktor yang mendorong para remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas?
2. Apa akibatnya dari dilakukannya seks
bebas?
3. Apa dampak negatif dan dampak
positif dari seks bebas?
4. Upaya – upaya apa sajakah yang
dilakukan untuk mencegah seks bebas?
D.
Tujuan
1. Mengetahui
faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan free sex,
2. Membahas akibat dari pergaulan bebas (free sex)
3. Dampak negatif dan positif (free sex) pada remaja
4. Upaya untuk mencegah (free sex) pada remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Faktor-faktor
yang mendorong remaja melakukan hubungan seks di luar nikah
Dalam perkembangannya,
kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi masyarakat terlebih
lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah
jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam
pergaulannya, seperti seks bebas. Beberapa faktor yang mendorong para remaja
untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:
1. Karena mispersepsi terhdap makna
pacaran yang menganggap bahwa hubungan seks adalah bentuk penyaluran kasih sayang.
2. Karena kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman
dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun.
3. Masa remaja terjadi kematangan
biologis. Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana
layaknya orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara
normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah
terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan
melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.
Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri
cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa
pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan
mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia
tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
B. Akibat dari Seks Bebas
Melakukan
hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang
merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di
berbagai bidang antara lain di bidang sosial, agama dan kesehatan misalnya, dalam seks bebas
terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni berkurangnya iman si penzina. Hilangnya sikap menjaga
diri dari dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.
Seks
bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan
dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
1. Menjadikan
wajah pelakunya muram dan gelap.
2. Membuat
hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
3. Menjadikan
pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah
merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
4. Akan
menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan
maupun sesama manusia.
5. Tuhan
akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar
dan tidak terjaga.
6. Pelaku
seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya.
7. Zina
mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun
salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
8. Apa
yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah sebaliknya
dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan
hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari
apa yang dia inginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk
mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.
9. Perzinaan
menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang tua,
berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh
membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang
lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum
atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang
lain pula.
10. Seks
bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa depannya di
samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan
kepada seluruh keluarganya.
11. Aib
yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan mendalam daripada
dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk Islam selesailah
persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas dalam jiwa karena
walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan
masih merasa berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya.
12. Jika
wanita yang berzina hamil dan untuk menutupi aibnya ia mengugurkan kandungannya
itu maka dia telah berzina dan juga telah membunuh jiwa yang tidak berdosa .
Jika dia ialah seorang wanita yang telah bersuami dan melakukan perselingkuhan
sehingga hamil dan membiarkan anak itu lahir maka dia telah memasukkan orang
asing dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga anak itu mendapat hak
warisan mereka tanpa disadari siapa dia sebenarnya. Amat mengerikan,
naudzubillah min dzalik.
13. Perzinaan
akan melahirkan generasi individu-individu yang tidak ada asal keturunan
(nasab). Di mata masyarakat mereka tidak memiliki status sosial yang jelas.
14. Pezina
laki-laki berarti telah menodai kesucian dan kehormatan wanita.
15. Zina
dapat menanamkan permusuhan dan menyalakan api dendam antara keluarga wanita
dengan lelaki yang telah berzina dengannya.
16. Perzinaan
sangat mempengaruhi jiwa keluarganya di mana mereka akan merasa jatuh martabat
di mata masyarakat, sehingga kadang-kadang menyebabkan mereka tidak berani
untuk mengangkat muka di hadapan orang lain.
17. Perzinaan
menyebabkan menularnya penyakit-penyakit berbahaya seperti AIDS, siphilis, dan
gonorhea atau kencing bernanah.
C.
Dampak negatif dari
seks bebas antara lain yaitu :
Beberapa
hal yang disebabkan karena adanya seks bebas yang terjadi pada remaja antara
lain sebagai berikut:
1. Seks
bebas diluar ikatan pernikahan, yang dilakukan remaja (teenage) dan dewasa muda (young
adult) maka dampaknya :
a. kehamilan
tidak diinginkan
b. penyakit
menular seksual
c. tidak
terbiasa berkomitmen dalam menjaga kesucian
d. pernikahan
dini
e. tidak
fokus sepenuhnya pada sekolah, kuliah dan pekerjaan
f. dapat
menjadi kenangan buruk(apabila hanya "dimanfaatkan" secara sepihak,
dan sebagainya)
g. tidak
memandang hubungan seks sebagai sesuatu yang sacra
h. (mungkin)
memperbesar resiko untuk mudah jatuh dalam perselingkuhan, karena terbiasa dengan
kebebasan dalam hubungan
seksual.
Akan
lebih baik kalau
kamu tidak menguraikan dampak dari segi agama saja, atau moralitas, karena
dampaknya tidak jelas dan bersifat relatif.
D. Upaya Pencegahan
Pergaulan Bebas
Seks bebeas yang terjadi pada remaja dapat dicegah dengan
beberapa upaya. Upaya pencegahan seks bebas pada remaja antara lain:
1. Menanamkan
nilai-nilai agama, moral dan etika antara lain : pendidikan agama, moral dan
etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan tokoh masyarakat.
2. Pendidikan
yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang
mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
3. Pendidikan
dan penyuluhan seksual. Pada
waktu ini cara-cara pendidikan seksual didasari oleh dua pandangan dan
pendekatan yang sangat berbeda, yaitu :
a. Pendekatan Psikoanalitik, yang
hanya mengakui bahwa perkembangan psiko-seksual ditentukan oleh pembawaan yang
untuk sebagian besar sifatnya autonom.
b. Pendekatan Sosiologik, yang
mengakui adanya pengaruh dari lingkungan yang mempunyai banyak pengikutnya adalah
pandangan pendekatan yang
kedua.
c. Pendidikan
seksual sebaiknya sudah dimulai sedini mungkin, dalam masa kanak-kanak dengan
peranan utama dipegang oleh para orangtua dan para guru. Bagi para remaja
penyuluhan seksual sudah dapat dimulai di sekolah lanjutan, baik oleh dokter
maupun oleh guru, yang kedua-duanya sudah memiliki pengetahuan tentang
seksologi modern. Penyuluhan yang salah dapat berakibat negatif. Para orangtua
tentunya dapat pula memegang peranan dalam hal ini.
4. Penyuluhan
pada remaja perlu dibahas secara singkat anatomi dan fisiologi alat kelamin,
serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi dan penyimpangannya yang masih
dianggap dalam batas-batas normal perlu dikemukakan. Semua itu dilakukan dengan
latar belakang norma-norma yang berlaku, termasuk agama dan pandangan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pesatnya perkembangan jaman membuat pergaulan menjadi
bebas, sehingga banyak remaja yang bergaul tanpa batasan dan etika. Contohnya
dalam berpacaran. Para remaja berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika
sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negative dibandingkan dampak
positif seperti halnya seks bebas. Seks bebas terjadi karena tidak adanya
beberapa faktor yang mendorong remaja terjerumus pada seks bebas
sehingga banyak remaja yang kehilangan masa-masa remajanya dikarenakan
melakukan seks bebas sehingga terjadilah pernikahan dini ataupun kematian.
Kematian ini bisa terjadi karena melakukan aborsi ataupun bunuh diri karena
tidak siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah).
B.
Saran
Beberapa saran yang perlu diperhatikan adalah :
1. Kepada pihak orang tua, agar
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam memberikan
pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari seks bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan
tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar lebih mengenal diri sendiri,
meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat
serta bergaul dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus
pada perilaku seks bebas.
3. Kepada para siswa agar selain
belajar juga ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam
rangka menyalurkan energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran
dorongan bilogis secara langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan
kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan potensi dan bakat
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar